Sabtu, 27 April 2013

B.J.Habibie Tokoh Nasional


Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.

Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menhemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The USAcademy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

KARANGAN

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan dapat pula diartikan dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil karangan dapat berupa tulisan cerita, artikel, buah pena, ciptaan atau gubahan (lagu, musik, dan nyanyian).

Dalam mengarang kita harus membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Kerangka karangan adalah susunan rencana kerja karangan berupa garis besar yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan.

Narasi adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.


Ciri-ciri Narasi :
Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.
Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan  peristiwa awal sampai akhir.
Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.
Deskripsi adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.


Ciri-ciri Deskripsi :
Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.

Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan.

Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.

Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

Eksposisi adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.


Ciri-ciri Eksposisi :
Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.

Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).

Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.

Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.

Argumentasi adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.


Ciri-ciri Argumentasi :
Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.

Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar

Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.

Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas.

Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.

Persuasi adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.


Perbedaan Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.

Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.


Contoh Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah

Karangan Ilmiah
Koran digital Koran digital (e-paper) termasuk ke dalam media yang dimengerti sebagai sarana komunikasi seperti pers, media, media penyiaran (broadcasting) dan sinema yang merujuk pada berbagai institusi atau bisnis yang berkomunikasi dengan para pembaca.

Koran digital ini merupakan koran yang dapat diakses melalui media elektronik seperti komputer atau mobile handphone. Karena perkembangan teknologi, koran yang tadinya berbentuk cetak surat kabar kini tak lagi berbentuk fisik melainkan berbentuk digital atau elektronik. Dalam hal inilah koran mengalami proses digitalisasi dan sudah banyak media massa yang mengembangkan teknologi koran digital ini dan membuat bentuk online dari koran cetak.

Koran digital berisi pesan-pesan atau berita untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal aktual atau yang baru saja terjadi. Prinsipnya sama seperti media cetak namun dikategorikan ke dalam media elektronik karena proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis. Contoh dari media elektronik antara lain televisi, radio, internet). Edisi online dari sebuah koran ini memiliki reputasi yang tak kalah dengan koran edisi cetak karena berbagai macam user dapat mengakses koran digital ini dan semakin banyaknya pemasang iklan yang terdapat di website.


Sejarah
Koran digital berkembang pesat sejalan dengan berkembangnya internet yang mulai dipopulerkan pada tahun 1982. Koran digital muncul sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi dan sekaligus menjawab kebutuhan konsumen yang membutuhkan persebaran informasi yang cepat, mudah, dan instan.

Salah satu koran nasional yang mempelopori berkembangnya koran digital ini adalah koran Kontan yang mulai membuat koran dalam bentuk digital pada 2 Juli 2008 silam. Hari berikutnya, giliran Kompas membuat koran digital Kompas. Dua koran nasional lain yang menjadi pelopor digital adalah harian Republika dan Tempo.


Alasan-alasan mengapa muncul koran digital
Berpeluang menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Dalam hal ini, koran digital memudahkan para pembacanya untuk mengakses dimanapun dan kapanpun serta semua orang dapat mengaksesnya secara bebas.

Adanya fasilitas hyperlink yang memungkinkan satu koran menggabungkan kekayaan informasinya sendiri dengan informasi-informasi lain dalam internet sehingga informasi yang didapat dari koran digital menjadi semakin lengkap dan aktual.

Adanya kemampuan multimedia sepertimenampilkan grafik, bunyi, dan video klip dalam dokumen digital secara terpadu dan sinkron yang memungkinkan koran-koran di masa datang akan lebih hidup seperti halnya radio dan televisi.


Koran Digital sebagai New Media
Metamorfosa media cetak menjadi koran digital membuka peluang dunia baru dalam bisnis online yang disebut dengan New Media atau media baru. Media baru yang dimaksud meliputi berita online, blog, podcast, streaming video, dan social network atau jejaring sosial. Kehadiran koran digital ini mengadopsi segala bentuk dari media baru ini.

Koran digital hadir dalam berbagai bentuk yang antara lain dalam bentuk web, RSS(web feed), dan saat ini yang semakin berkembang adalah bentuk mobile phone dimana koran digital dapat diakses melalui ponsel yang dilengkapi fasilitas 3G dan internet serta konten yang bisa diunduh setiap saat.


Non Ilmiah
“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: Meletup tidak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.”

“Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun,ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!”

Sumber :
http://ordinary-tech.blogspot.com/2012/11/bahasa-indonesia-wacana-ilmiah-semi.html
http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
http://sdnbbu8.wordpress.com/2012/08/07/menulis-karangan/
http://nasi99.wordpress.com/2011/04/15/macam-macam-karangan-dan-pengertiannya/
http://yosisusantismkn7.wordpress.com/2011/05/27/jenis-jenis-karangan-berdasarkan-pengertian-dan-ciri-ciri-karangan/