Selasa, 05 Juni 2012

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabka barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah da kemakmuran masyarakat meingkat. Dalam setiap tahunnya kemampuan suatu negara menghasilkan suatu barang dan jasa meningkat, dan hal ini disebabkan oleh faktor produksi yang selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada negara-negara berkembang pertumbuhan ekonomi yang di dapat ternyata dibarengi dengan munculnya permasalahan makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi secara singkat merupakan proses kenaikan output dalam jangka panjang. Dalam 10 tahun terahkir (1998-2008), pembagunan diIndonesia mengalami kemajuan yang signifikan begitu pula denga pertumbuhan ekonominya. Pada SBY tampil sebagai Presiden, tahun 2004, pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008 diproyeksikan sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar AS, pada tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun 1998, angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY, tingkat kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4 persen dari total penduduk Indonesia.Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998, utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang kita sebesar 7.8 miliar dolar AS.(sumber:   http://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/)

Sektor industri memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional dalam 5 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga di dorong oleh faktor eksternal.

Perkembangan Dunia Perbankan

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau dikenal sebagai bank note.
Industri perbankan telah mengalami perubaha besar dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini bank mengalami fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasinya, dan tarif yang mereka bayar dalam simpanan deposan.
Berbagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program stabilisasi,antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif (antara laincredit linked notes), serta kerjasama produk dengan lembaga lain (reksadana dan bancassurance).
Dunia perbankan juga mengalami persaingan, persaingan ini terasa oleh masyarakat dengan ditawarkannya produk dan jasa perbankan yang menggiurkan seperti bonus, hadiah lansung, dan tawaran-tawaran lainnya. Masing-masing bank berusaha untuk mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya dan bamk berusaha untuk dapat lebih memperhatikan sekaligus memenuhi kebutuhan nasabah di anatranya kemudaha dalam permohona pencarian kredit, kemudahan transaksi tanpa perlu mengantri panjang dan lain-lain. Kemudahan bertransaksi inilah yang mendorong dibutuhkannya alat sebagai pengganti teller dalam melayai nasabah di luar jam kerja.
Untuk mengatasi permasalahan ini, saat ini telah ada suatu teknologi canggih yang berupa sistem perbankan yang dapat menjadi pengganti teller, yaitu ATM ( Anjungan Tunai Mandiri ) atau Automated Teller Machine. Secara umum mesin ini dapat mengatasi kendala waktu yag dialami nasabah dalam bertransaksi. Fasilitas yang dapat kita lakukan dengan mesin ini antara lain, menarik uang tunai, mengecek saldo, transfer antar bank atau sesama bank, membayar berbagai macam tagihan seperti tagiha listrik, air, dan lain-lain. Saat ini berbagai macam bank di Indonesia telah memanfaatkan teknologi ini.
Sebagian besar masyarakat Indonesia tentunya telah banyak mengenal kartu pembayaran. Kartu pembayaran yang saat ini paling diminati oleh masyarakat Indonesia dalam melakukan transaksi keuangan adalah Kartu ATM/Debet. Selama tahun 2010, dengan jumlah kartu yang beredar sebesar 51,6 juta kartu, volume penggunaan Kartu ATM/Debet yang mencapai 1,81 milyar transaksi atau 4,95 juta transaksi per hari, menjadi yang paling tinggi diantara alat pembayaran lainnya.Namun demikian, peningkatan penggunaan Kartu ATM/Debet berpotensi pula meningkatkan risiko dari penggunaan Kartu ATM/Debet tersebut, baik risiko yang disebabkan oleh kelalaian dari pihak pengguna, maupun risiko fraud (kejahatan) yang sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.Pada tahun 2010, berbagai media baik cetak maupun elektronik memberitakan telah terjadi  fraud  pada industri Kartu ATM/Debet. Sebagian besar fraud tersebut terjadi dengan menggunakan metode skimming, yaitu dengan mencuri data nasabah yang tersimpan dalam kartu. Dari kejadian ini, selain diperlukan peningkatan keamanan dalam penyelenggaraan Kartu ATM/Debet yang harus dilakukan oleh para penerbit Kartu/Debet, tentunya diperlukan pula sikap kehati-hatian masyarakat sebagai pengguna dalam melakukan transaksi keuangan dengan menggunakan Kartu ATM/Debet.